Gambaran
Di masa lalu, catatonia dianggap sebagai subtipe skizofrenia. Sekarang dipahami bahwa catatonia dapat terjadi dalam spektrum kondisi kejiwaan dan medis yang luas.
Meskipun catatonia dan skizofrenia dapat eksis sebagai kondisi yang terpisah, keduanya terkait erat satu sama lain. Pengakuan medis pertama tentang perilaku katatonik melibatkan orang dengan skizofrenia.
Skizofrenia dengan gejala katatonik
Orang dengan gejala katatonik pada skizofrenia menunjukkan gaya dan tingkat gerakan fisik yang tidak biasa. Misalnya, orang seperti itu mungkin menggerakkan tubuhnya secara tidak teratur atau tidak bergerak sama sekali. Keadaan ini dapat berlanjut selama beberapa menit, jam, bahkan berhari-hari.
Gejala skizofrenia katatonik mungkin termasuk:
- pingsan (keadaan dekat dengan ketidaksadaran)
- katalepsi (kejang trance dengan tubuh kaku)
- fleksibilitas seperti lilin (anggota tubuh tetap pada posisi yang ditempatkan orang lain)
- mutisme (kurangnya respons verbal)
- negativisme (kurangnya rangsangan atau instruksi respons)
- postur (memegang postur yang melawan gravitasi)
- tingkah laku (gerakan aneh dan berlebihan)
- stereotip (gerakan berulang tanpa alasan)
- agitasi (tidak dipengaruhi oleh rangsangan abadi)
- meringis (gerakan wajah berkerut)
- echolalia (pengulangan yang tidak berarti dari kata orang lain)
- echopraxia (pengulangan gerakan orang lain yang tidak berarti)
Keadaan katatonik dapat diselingi oleh waktu perilaku yang berlawanan. Misalnya, seseorang dengan catatonia mungkin mengalami episode singkat:
- rangsangan yang tidak dapat dijelaskan
- tantangan
Apa penyebab catatonia dan skizofrenia?
Hanya karena seseorang mengalami gejala katatonik tidak berarti orang tersebut menderita skizofrenia.
Penyebab catatonia
Penyebab gangguan katatonik bervariasi dari orang ke orang, tetapi para peneliti percaya ketidakteraturan dopamin, asam gamma-aminobutyric (GABA), dan sistem neurotransmitter glutamat adalah penyebab utamanya.
Bukan hal yang aneh jika catatonia disertai dengan kondisi neurologis, psikiatri, atau fisik lainnya.
Penyebab skizofrenia
Sementara penyebab skizofrenia tidak diketahui, para peneliti percaya bahwa kombinasi faktor berkontribusi pada perkembangannya, termasuk
- genetika
- kimia otak
- lingkungan Hidup
Faktor risiko skizofrenia katatonik
Riwayat keluarga merupakan faktor risiko untuk kondisi ini. Namun, gaya hidup dan perilaku seseorang mungkin juga terkait. Episode skizofrenia katatonik telah dikaitkan dengan penyalahgunaan zat.
Misalnya, seseorang yang sudah memiliki kecenderungan untuk gangguan tersebut mungkin mengalami episode penuh setelah semalaman terlibat dalam penggunaan narkoba. Ini karena zat yang mengubah pikiran juga berkontribusi pada perubahan kimia otak. Jika dikombinasikan dengan ketidakseimbangan kimiawi yang ada di otak seseorang, pengaruh obat-obatan dan alkohol bisa menjadi kuat.
Kapan harus menemui dokter untuk skizofrenia katatonik
Jika Anda atau orang yang Anda cintai mengalami gejala skizofrenia katatonik, Anda harus segera menemui dokter. Jika Anda yakin bahwa seseorang mengalami episode katatonik, segera dapatkan bantuan medis.
Diagnosis skizofrenia katatonik
Hanya dokter medis yang dapat mendiagnosis skizofrenia katatonik. Untuk melakukannya, dokter mungkin melakukan beberapa atau semua tes berikut:
- EEG (electroencephalogram)
- Pemindaian MRI
- CT scan
- pemeriksaan fisik
- pemeriksaan kejiwaan (dilakukan oleh psikiater)
Pengobatan skizofrenia katatonik
Pengobatan
Biasanya, langkah pertama dalam mengobati skizofrenia katatonik adalah pengobatan. Dokter Anda mungkin meresepkan lorazepam (Ativan) - benzodiazepine - disuntikkan baik secara intramuskular (IM) atau intravena (IV). Benzodiazepin lainnya termasuk:
- alprazolam (Xanax)
- diazepam (Valium)
- clorazepate (Tranxene)
Psikoterapi
Terkadang psikoterapi dikombinasikan dengan pengobatan untuk mengajarkan keterampilan mengatasi dan bagaimana menghadapi situasi stres. Perawatan ini juga bertujuan untuk membantu orang yang memiliki masalah kesehatan mental yang terkait dengan catatonia belajar bagaimana bekerja sama dengan dokter mereka untuk mengelola kondisi mereka dengan lebih baik.
Pandangan
Meskipun skizofrenia dapat menjadi kondisi seumur hidup dalam beberapa kasus, episode katatonik yang terkait dengan kondisi tersebut dapat ditangani secara efektif oleh tim psikiatri yang berpengalaman.